PERADABAN BANGSA AKKADIA
PERADABAN BANGSA AKKADIA
Sumber : https://g4a5t9b6.rocketcdn.me/wp-content/uploads/2017/04/akkadia.jpg
Akkadia terletak di tepi barat sungai Efrat. Akkadia
beribukota di kota Agade, dengan pusat pemerintahan kerajaan berada di kota
Akkad. Bangsa Akkadia merupakan bangsa kedua yang menguasai Mesopotamia pada
tahun 2300 SM. Bangsa Akkadia sendiri merupakan bangsa Semit yang bermigrasi
dari wilayah Jazirah Arab ke wilayah
Irak Tengah pada Millenium ke-3 SM. Kekaisaran Akkad sering disamakan dengan
bangsa Sumeria yang kita kenal sebagai Sumer-Akkad, karena semua orang asli
Akkad penutur bahasa Semit dan bahasa Sumer di bawah satu kekuasaan. Pada masa
pemeritahan bangsa Akkadia, kebudayaan banyak meniru dari kebudayaan bangsa
Sumeria, bahkan mereka juga melakukan interaksi dengan bangsa Sumeria yang
sebelumnya telah ditaklukan. Bangsa Akkadia adalah nenek moyang dari Bangsa
Babilonia dan Bangsa Assyira. Masa kejayaan ini pada tahun 24 dan 22 SM. Bangsa
Akkad bergerak dari daerah yang terletak di sebelah utara daerah Mesopotamia
yang merupakan daerah padang pasir. Di bawah pimpinan Sargon Bangsa Akkad
memuja banyak dewa, dan juga memiliki cerita-cerita dongeng tentang kepahlawanan,
seperti cerita tentang Adopa, Etana, dan Gilgamesh.
Dalam bidang
kepercayaan yang dianut, Bangsa Akkadia juga merupakan penganut Politheisme,
yakni menyembah banyak dewa. Agama yang dianut bangsa Akkadia memiliki kesamaan
dengan agama yang dianut dengan bangsa Sumeria. Dikarenakan adanya integrasi
antar penduduk Akkadia dengan Sumeria, dan juga memiliki cerita-cerita dongeng
tentang kepahlawanan yang sama pula. Sehingga masyarakat Mesopotamia telah
memiliki kepercayaan terhadap banyak dewa. Orang-orang Sumeria sudah mengenal
sistem penanggalan atau sistem kalender, yang dimaksudkan untuk mengenal
perputaran waktu dan musim.
Dalam bidang ekonomi,
bangsa Akkadia bersumber dari sektor pertanian. Bangsa Akkadia sendiri memiliki
dua sumber dalam sektor pertanian, yakni dari daerah Selatan dengan irigasi dan
daerah Utara yang tepatnya di wilayah Upper dengan menggunakan sistem pertanian
hujan musiman. Aktivitas pertanian bangsa Akkadia akan dilakukan pada akhir
musim dingin dan sepanjang musim panas. Hasil dari pertanian tersebut akan
digunakan untuk konsumsi pribadi dan dijual di pusat – pusat perdangan. Selain
pertanian, bangsa Akkadia juga mengandalkan aktivitas perdagangan, yakni
melalui sungai Eufrta dan Sungai Trigis.
Dalam menjalankan
pemerintahannya, bangsa Akkadia menganut sistem kerajaan feudal dengan banyak
negara kota. Sedagkan corak pemerintahannya sendirir adalah militeristik.
Bangsa Akkadia banyak melakukan penaklukan ke wilayah Asia Kecil bagian Timur
untuk menguasai aktivitas perdagangan. Kekaisaran Akkad mencapai puncak
kejayaannya antara abad ke-24 dan ke-22 SM, menyusul penaklukan-penaklukan oleh
pendirinya, Sargon dari Akkad (2334–2279 SM). Di bawah Sargon dan para
penerusnya, bahasa Akkad secara singkat menaklukan wilayah diantara sungai
Tigris dan Eufrat sekitar 2300 SM. Lalu, orang Akkad menuturkan bahasa Semit ke
daerah taklukannya. Selain Sargon, bangsa Akkadia juga memiliki raja – raja
lainnya, seperti Naram-Sin, Shar-Kali-Sharri, Rimush, Manishtushu, dan lainnya.
Legenda Bangsa
Akkadia
Bangsa Akkadia juga
memiliki legenda yang banyak dikenal. Menurut kisah, Sumer adalah anak seorang
lelaki miskin, yang dianggap hasil hubungan antara tukang kebun, dengan seorang
pendeta tinggi wanita Akkad. Ibunya membuangnya dengan menaruhnya dalam sebuah
keranjang gelagah dan menghanyutkannya ke sungai. Anak tersebut adalah Sargon yang
akhirnya diselamatkan dan dibesarkan di istana raja. Kisah ini sendiri hampir
mirip dengan kisah nabi Musa.
Setelah dewasa, Sargon mendirikan sebuah
kota baru yang disebut Akkad, dan menjadi rajanya. Ia kemudian menaklukan satu
per satu wilayah di sekitarnya. Pada akhirnya, ia berhasil mendirikan
kekaisaran pertama di dunia, yaitu Kekaisaran Akkad. Sargon juga membawa
gagasan baru bahwa raja harus diteruskan oleh putranya. Karena sebelumnya, raja
– raja di Asia Barat dipilih berdasarkan kekuasaan orang – orang kaya di kota.
Ia juga membantu menyatukan
kekiasarannya dengan menjadikan putrinya, Enheduanna, sebagai pendeta tinggi
seumur hidup untuk dewa bulan Nanna di Ur, serta pendeta tinggi dewa langit An
di Uruk. Ia menulis dua himne panjang, yang isinya menyatakan bahwa kekaisaran
Sargon memang sudah ditakdirkan untuk bersatu. Ia adalah penulis pertama di
dunia yang namanya kita ketahui.
Anak-anak
Sargon menggantikan dia menjadi raja Akkad setelah ia meninggal. Namun anak –
nakanya dibunuh, sehingga cucu Sargonlah yang naik tahta, yakni Naram-Sin. Ia
berkuasa cukup lama, yakni selama 56 tahun, dan berhasil menguasai seluruh Asia
Barat Daya. Kekaisaran Akkad terbentang dari Lebanon hingga pesisir Laut
Tengah, ke utara hingga Turki dan ke selatan hingga Teluk Persia.
Keruntuhan
Bangsa Akkadia
Kekaisaran bangsa
Akkadia runtuh diperkirakan sekitar tahun 2100 SM, yakni sepanjang 180 tahun
setelah berdirinya. Masa ini membawa Mesopotamia pada periode kegelapan. Hingga
akhirnya, pemerintahan putra Naram-Sin, yakni Shar-Kali-Sharri yang memerintah
pada 2200 -2100 SM melemah. Kekaisaran pun runtuh dari invasi bar – bara yang
dilakukan masyarakat dati pegunungan Zagros yang dikenal dengan nama Gutians.
Daftar Rujukan
Mustofa
Umar.2009.Mesopotamia dan Mesir Kuno : Awal Peradaban Dunia.El-Harakah, Vol. 11 No. 3 Tahun 2009. Dari
https://media.teliti.com/media/publications/23708-ID-mesopotamia-dan-mesir-kuno-awal-peradaban-dunia.pdf
Ajat Sudrajat,
M.Ag dan Miftahuddin, M. Hum.2008.Diktat
Sejarah Asia Barat : Pengantar
Sejarah Asia Barat.Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta
Dra.
Susmihara.2017.Sejarah Peradaban Dunia 1.Makassar
: Alauddin University Press


Komentar
Posting Komentar